top of page

Bab 10 - AFaAK

Ketika mendengar letusan suara shotgun milik James, pekerja-pekerja pelabuhan langsung bergegas menjauhi lokasi dimana Andrea berada. Terdengar suara teriakan dari beberapa orang yang berada di sekitar situ, tetapi beberapa detik kemudian semuanya kembali hening dan hanya suara lantunan lagu yang terdengar dari dalam kontainer.


“Tak perlu tergesa-gesa James.” Kata Andrea berusaha membuat James untuk tenang dan keluar dari kontainer. Karena tidak mungkin bagi dirinya untuk masuk begitu saja dan berharap bisa hidup setelahnya, mengingat James mempunyai shotgun yang sangat efektif dalam jarak dekat.


“Aku tahu siapa kau! Kau datang kesini untuk membunuhku!” teriak James dari dalam kontainer.


“Tidak, aku datang kesini hanya ditugaskan untuk mengambil uangmu saja!” balas Andrea.


“Omong kosong!”


“Ayolah James, kau beruntung aku yang datang kesini. Bukan Richard, Robert atau bahkan pihak polisi yang tidak akan segan-segan untuk membunuhmu.” Setelah Andrea berbicara

begitu, James terdiam sejenak.


“Aku datang kesini karena diperintahkan oleh Gilardo, kau tahu siapa Gilardo kan James?”


“Yeah, aku tahu siapa dia. Orang paling berkuasa di kota ini.”


“Kau benar, dan pihak bank dimana kau bekerja meminta bantuan Gilardo untuk mengambil kembali uang yang kau ambil.”


“Berapa uang yang kau ambil, James?”


“$5,000 tetapi aku sudah memakai beberapa untuk makanan dan semacamnya.”


“Itu uang yang banyak sekali, kau bisa membelikan dirimu mobil Cadillac jika kau mau.”


“Yeah, aku seharusnya membeli Cadillac dan pergi dari kota sialan ini.” Meskipun Andrea

tidak melihat wajah James, tetapi Andrea bisa menduga apabila James sedang tersenyum saat ini.


“Kenapa kau ambil uang bank itu, James?”


“Aku lelah hidup dalam kemiskinan! Bekerja hampir setiap hari, dari pagi ke malam. Ditambah lagi dengan pemimpinku yang hanya bisa menyuruhku ini itu dan tak membantu sama sekali, aku sudah muak dengan ini semua! Aku ingin kaya!”


“Siapa nama bossmu? Aku bisa membantumu untuk membunuhnya jika kau mau.”


“Kau bisa melakukannya?”


“Aku bisa membunuh siapa saja James.” Hening sejenak, sebelum akhirnya James memutuskan untuk berbicara lagi.


“Namanya adalah Ian, Ian Valerie. Dia adalah pria tua yang sangat menyebalkan, manusia terburuk yang pernah aku jumpai.”


“Dan dimana dia tinggal James?”


“Aku tak tahu …” James terdengar merasa bersalah dan tanpa harapan sekali.


“Aku rasa aku bisa menemukannya, mengetahui namanya saja sudah lebih dari cukup bagiku.”


“Sekarang James, jika aku jadi dirimu. Aku akan keluar dari kontainer itu dan memberikan pria berjas hitam di depan kontainer ini seluruh uangmu.”


“Karena aku dengar-dengar, bank tempat dimana kau bekerja sudah muak dengan semua ini dan berencana untuk memanggil polisi saja dan membunuhmu jika perlu.”


Sekali lagi, James menembakkan shotgun miliknya ke pintu kontainer, menciptakan lubang besar dan suara yang menggema ke seluruh pelabuhan. Beruntungnya, Andrea tetap berada di samping kontainer sehingga tidak terluka sama sekali.


“Tidak ada yang bisa membunuhku! Aku punya senapan ini!” Andrea berusaha menahan tawa ketika mendengar James berbicara seperti itu.


“Aku percaya itu James, kau adalah manusia yang berbahaya sekarang. Aku tidak ingin bermacam-macam dengan orang sepertimu.” Mendapat pujian dari seorang Andrea, James tampaknya terlihat puas sekali.


“Aku pernah bekerja sebagai seorang polisi, dan aku tahu bagaimana mereka bekerja.”


“Kau tahu James, polisi mempunyai cara-cara mereka sendiri untuk mendapatkan apapun yang mereka mau.”


“Tak jarang pula mereka menculik dan menginterogasi orang-orang terdekat dari sosok yang ingin mereka temukan.”


“Dan, tak jarang pula mereka melukai bahkan sampai membunuh orang-orang terdekat itu.”


“Kau punya teman, James?” Mendengar Andrea bertanya itu, James tertawa keras sekali dari dalam kontainer.


“Kau tak perlu khawatir, aku tidak punya satupun teman dalam hidupku. Mereka hanyalah seonggok manusia sampah yang tidak berguna!”


“Bagaimana dengan saudaramu? Kau punya saudara James?” tanya Andrea lagi.


“Yeah, dan mereka semua bekerja di bank itu. Tetapi mereka mempunyai hidup yang jauh lebih baik dariku.”


“Kenapa bisa seperti itu James?”


“Karena mereka adalah penjilat! Mereka akan melakukan apapun untuk menarik perhatian boss mereka.” Karena kesal, James akhirnya kembali menembakan shotgun miliknya.


“Baiklah, bagaimana dengan keluargamu? Kau punya keluarga James?” Hening cukup lama ketika Andrea bertanya seperti itu, sebelum akhirnya James menjawab.


“Yeah … Aku punya keluarga.” Suaranya terdengar lemah, dan Andrea tersenyum ketika mendengar suara James yang melemah seperti itu.


“Kau sayang dengan mereka?”


“Tentu saja aku sayang dengan mereka!” sahut James terdengar sangat marah.


“Jika kau sayang dengan mereka, bekerjasama lah denganku. Letakkan senapanmu di dalam, keluarlah dari kontainer ini dan berikan aku uang yang kau ambil itu.”


“Karena aku yakin James kecil akan merindukan sosok ayahnya saat ini. Apalagi istrimu, aku yakin dia pasti sangat merindukan dan mengkhawatirkan dirimu saat ini.” Tak lama kemudian, terdengar isakan tangis dari dalam kontainer.


“Kau punya keluarga Andrea?” tanya James, dengan suara yang sedikit terengah-engah akibat menangis.


“Yeah, aku punya keluarga kecil. Aku punya seorang istri yang cantik sekali, dan dua orang anak yang sangat aku cintai dan sayangi. Aku akan melakukan apapun untuk membuat mereka bahagia dan aman.” Jawab Andrea, ia jujur ketika menjawab ini.


“Jika aku keluar dari sini, kau akan menjamin keselamatanku dan keluargaku?” Andrea tersenyum lebar ketika mendengar James berbicara seperti itu.


“Aku bukanlah Richard, Robert atau pihak polisi James. Aku adalah Andrea Ventura.”


“Kau boleh mengambil sedikit uang itu dan membeli mobil baru, lalu ambil keluargamu dan pergi jauh dari kota ini. Kau setuju dengan itu James?” Andrea kemudian mendengar James yang sedang merogoh kantong uang rampasannya.


“Kau tidak punya banyak waktu James, aku hanya inginkan uang yang kau ambil itu. Keluarlah sekarang sebelum polisi atau siapapun selain aku datang kesini dan membunuhmu dengan cepat tanpa basa-basi.”


“Baiklah! Aku akan keluar!” seru James, Andrea tersenyum penuh kemenangan.


“Bagaimana kau bisa menjamin apabila kau tidak akan membunuhku?” tanya James menghentikan langkahnya.


“Untuk mempunyai nama besar di kota ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan James, aku bekerja secara profesional dan hanya melakukan tugasku saja. Gilardo menugaskanku untuk mengambil uangmu, dan hanya uangmu saja. Kau akan aman.” Jawab Andrea, hening sejenak dan kemudian Ia mendengar James yang berjalan kembali menuju pintu kontainer.


“Aku sudah berada di luar, dimana kau?” tanya James, suaranya terdengar sangat dekat.


Andrea kemudian keluar dari samping kontainer, mengarahkan Revolver miliknya, menarik hammer dan kemudian menancapkan satu buah peluru ke kepala James yang langsung terkapar di tanah.


Setelah itu, Andrea memasukan Revolver miliknya ke balik saku jas dan kemudian berjalan masuk ke dalam kontainer. James benar-benar membuat semacam rumah kecil di sini. Ada semacam mesin aki yang digunakan olehnya untuk menyalakan lampu, ada beberapa makanan hasil belanjaan James tadi pagi, kantung uang rampasan James dan juga shotgun miliknya yang semuanya terletak di lantai kontainer itu.


Andrea kemudian mengecek kantung uang tersebut, dan ternyata jumlahnya banyak sekali. Lalu ia mengikat kantung uang tersebut dan membawanya dengan satu tangan, beberapa menit kemudian Andrea menghabiskan waktunya untuk mencari sesuatu yang berharga dari tempat itu, tetapi ternyata ia tidak mendapatkan apa-apa. Maka dari itu Ia mengambil shotgun milik James, dua kotak peluru di dekatnya dan kemudian berjalan keluar, dimana pekerja-pekerja pelabuhan sudah mengerumuni mayat James.


“Salah satu dari kalian ada yang bekerja untuk Gilardo?” tanya Andrea sembari menyalakan satu batang rokok dan kemudian menghisapnya, cuaca dingin membuat tubuhnya ingin sekali untuk dihangatkan.


Ketika mendengar Andrea bertanya seperti itu, hampir semua orang disitu mengangkat tangan mereka yang membuat Andrea terkejut. Anak buah Gilardo ternyata jauh lebih banyak dari yang Andrea kira.


“Salah satu dari kalian, telepon Gilardo sekarang dan katakan apabila aku sudah menyelesaikan tugasku.” Mendengar perintah itu, salah seorang pekerja itu langsung bergegas masuk dan mengambil telepon lalu kemudian menelpon Gilardo.


“Sisanya, kalian bersihkan dia. Kalian tahu cara membersihkan mayat kan?” tanya Andrea dan mereka semua menganggukan kepala mereka mengerti.


“Buang saja di laut, dan bersihkan darahnya dengan cuka.” Kata Andrea, beberapa dari mereka bergegas mengambil barang-barang yang dibutuhkan.


“Gunakan sarung tangan kalian jika ingin membuang orang ini.” Sambung Andrea lalu melempar rokoknya yang sudah habis itu, dan kemudian berjalan ke arah mobilnya berada.


Sesampainya di dalam mobil, ia meletakkan shotgun miliknya ke kursi belakang mobil berserta juga kotak pelurunya. Sedangkan kantung uang yang ia bawa dari tadi ia letakkan dengan hati-hati di sampingnya. Lalu Andrea segera memacu mobil miliknya dan menikmati perjalanan kembali ke gedung Tappeli itu dengan nyaman.


Sesampainya di depan gedung Tappeli, ia mengambil shotgun dan juga kantung uang di mobilnya itu dan keluar dari mobil dimana ia kembali di sapa dengan hangat oleh anak buah Tappeli yang menjaga di depan gedung. Andrea berhenti sejenak dan menghabiskan waktu cukup lama dengan mereka untuk sekedar berbicara dan menanyakan kabar mereka.

Setelah itu, Ia baru menuju ke ruangan pribadi Gilardo dimana ternyata Ia sedang kedatangan seorang tamu.


“Ah, Andrea. Akhirnya kau datang.” Sapa Gilardo, tamu di depannya itu terlihat gelisah sekali.


“Ini uangnya.” Kata Andrea sembari meletakkan kantung uang dan Shotgun milik James di meja, tamu Gilardo terlihat senang dan segera mengecek isi kantung uang tersebut.


“Dia adalah pemilik bank tersebut.” Kata Gilardo, menjelaskan kebingungan Andrea.


“James bilang dia menggunakan beberapa uangnya untuk kebutuhan pribadinya, tetapi aku rasa dia tidak mengambil terlalu banyak.” Ucap Andrea dan tamu itu menganggukan kepalanya setuju.


“Dia hanya menggunakan beberapa dollar saja, sisanya masih aman dan aku juga tidak terlalu rugi.” Kata tamu itu, menjabat tangan Andrea sebagai tanda terima kasih.


“Senang bekerja sama denganmu, kalian sangat bisa diandalkan apabila dibandingkan dengan polisi di kota ini.” Kata tamu itu, Andrea dan Gilardo sama-sama tertawa mendengarnya.


“Lain kali, jika kau ada masalah apapun dan ingin meminta bantuan. Datang saja kesini, aku akan bantu masalahmu itu.” Kata Gilardo dan tamunya itu menganggukan kepalanya berkali-kali.


“Siapa namamu, nak?” tanya tamu itu sembari menoleh ke arah Andrea.


“Namaku Andrea Ventura.” Jawab Andrea dan mata tamu itu melebar.


“Jadi itu kau, pembunuh bayaran terbaik di kota ini. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu.” Kata tamu itu, Andrea melemparkan senyum ramah kepadanya.


“Aku mungkin akan menggunakan jasamu untuk kedepannya, untuk menyingkirkan mereka yang tidak membayar hutang-hutang mereka dan membuatku rugi.” Sambung tamu itu, Andrea kemudian menjabat tangannya untuk kedua kalinya dan kemudian tamu itu berkata.


“Ah, maafkan aku. Namaku adalah Ian Valerie, pemimpin bank kota ini.” Kata Ian, Andrea akhirnya menyadari apabila ia adalah boss James.


“Jika kau butuh jasaku, datang saja kesini dan katakan permintaanmu pada Gilardo. Aku akan berusaha untuk mengabulkan permintaanmu itu.” Ucap Andrea, dan Ian tersenyum lebar mendengarnya.


“Untuk saat ini, aku rasa masalahku sudah ditangani semua olehmu.” Kata Ian, Gilardo menawarkan permen jeruk tetapi di tolak oleh Ian.


“Tetapi aku sudah menjadi pemimpin bank kota ini selama 20 tahun lamanya, dan aku berani jamin pasti aku akan mendapatkan masalah-masalah baru di hari-hari ku kedepannya.”


“20 tahun lamanya? Itu suatu hal yang sangat luar biasa.” Puji Andrea, telinga Ian terlihat membesar sedikit.


“Tidak mudah membuka usaha apapun di kota ini, apalagi ketika kota ini hanyalah kota kecil dan tak terurus. Aku bertaruh banyak hal ketika aku memutuskan untuk bekerja sama dengan wali kota dan membuka bank di sini,”


“Tahun-tahun pertamaku adalah yang terburuk, aku sering kali mendapatkan kerugian yang besar dan juga tak jarang bank kami dirampas oleh penduduk sekitar,”


“Sampai akhirnya kau datang ke kota ini dan merubah semuanya, awalnya jujur saja aku tidak begitu percaya padamu. Bagaimanapun juga, kau adalah seorang mafia. Bukan anggota pemerintah atau orang yang seharusnya layak berkuasa, tetapi ketika aku membuka kedua mataku, aku menyadari apabila aku salah besar,” Gilardo tersenyum ke arah Ian.


“Maka dari itu, ketika aku tahu kau sudah berhasil menyelesaikan tugas ini,” Ivan menunjuk ke arah Andrea.


“Aku ingin membuat perjanjian kerja sama denganmu, kau akan selalu ada ketika aku membutuhkan orangmu dan aku juga akan selalu ada ketika kau butuh uangku. Bagaimana?” Ivan kemudian mengeluarkan selembar kertas dari koper kecil yang ia bawa.


“Kalau boleh jujur, aku sedang tidak membutuhkan uang untuk saat ini. Aku sudah mengumpulkan cukup banyak uang untuk beberapa tahun kedepan.” Jawab Gilardo sembari membuka bungkusan permen jeruknya.


“Tetapi aku punya satu syarat agar aku mau menandatangani kontrak ini,” Ian menatap ke arah Gilardo dengan tatapan yang serius.


“Aku punya lebih dari 50 bisnis di kota ini, dan aku ingin kau untuk menghapus pajak dari bisnis ku.” Ian hening sejenak sebelum menjawab.


“Menghapus pajak di semua bisnis milikmu?”


“Yeah, kau lakukan itu dan aku akan lakukan apapun yang kau mau.” Wajah Ian memerah ketika mendengar Gilardo berbicara seperti itu, tetapi satu detik kemudian Ian tertawa dengan keras sekali.


“Itu tidak mungkin!” seru Ian dari sela-sela tawanya.


“Menghapus pajak semua bisnismu?” Ian tertawa lagi, kali ini sampai terjatuh dari kursinya.


“Membunuh seluruh anggota Tappeli itu jauh lebih mudah dan mungkin daripada melakukan itu kau tahu.” Wajah Gilardo terlihat sangat tidak senang.


“Tak apalah apabila kau tidak ingin bekerja sama denganku, terimakasih karena sudah memberikanku lelucon yang bagus.” Kata Ian yang masih tertawa, ia mengambil koper kecil dan kantung uang miliknya lalu berjalan keluar dari ruangan itu.


Tetapi di luar dugaan Andrea, Gilardo dengan cepat mengambil shotgun Remington Model 870 milik James yang berada di meja dan kemudian menembak Ian dari belakang.


Melempar tubuh Ian yang kurus itu sampai menabrak pintu dengan suara keras yang keras, Andrea tak perlu mengecek detak jantung Ian untuk mengetahui apabila Ia sudah mati atau belum.


Bersambung ...


0 views0 comments

Related Posts

See All

Comments


bottom of page